Jumat, 26 Desember 2008

Mambangkik Batang Tarandam

N a m a : Sarjono Sahar, SE, MSc., St. Bagindo

Tempat Lahir : Silungkang, Sumatera Barat, Indonesia

Tanggal Lahir : 12 April 1955

Asal Budaya : Minang Kabau

S u k u : M e l a y u

Pekerjaan : D o s e n

Alamat Email : sarjonosahar@yahoo.com.id

johnsahar@gmail.com



MINANG KABAU : MAMBANGKIK BATANG TARANDAM


TAHUKAH ANDA TERNYATA ORANG MINANG SEBELUM DAN AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA MENDOMINASI TOKOH NASIONAL PADA HAMPIR SEGALA BIDANG BAIK POLITIK, SOSIAL, BUDAYA (SENIMAN DAN SASTRAWAN), EKONOMI (PENGUSAHA), DAN AGAMA.


KENAPA ORANG MINANG DAHULU MAMPU TAMPIL MENJADI TOKOH TINGKAT NASIONAL PADA BERBAGAI BIDANG ? APA YANG MENJADI LANDASAN BERPIKIR DAN LANDASAN HIDUPNYA ?


TERNYATA RAHASIANYA SANGAT SEDERHANA, YAITU ORANG MINANG ZAMAN ITU MEMPUNYAI KOMITMAN YANG TINGGI DAN LANDASAN HIDUP YANG KUAT YAITU KEINGINAN UNTUK MENJADI MANUSIA YANG BERMANFAAT (IBADAH) DAN MEMPUNYAI KEIKHLASAN YANG TINGGI.


KENAPA ORANG MINANG DAHULU BEGITU TINGGI KOMITMEN, NILAI IBADAH, DAN TINGKAT KEIKHLASANNYA ?
TERNYATA JAWABANNYA JUGA SEDERHANA YAITU HIDUP MEREKA “DIBIMBING” OLEH ADAT ISTIADAT BUDAYA MINANG, DAN BERPEDOMAN PADA AGAMA ATAU AL-QUR’AN SECARA KONSISTEN SEBAGAI LANDASAN HIDUP


TERNYATA MEMANG TUJUAN HIDUP MANUSIA ADALAH IBADAH YAITU MENJADI MANUSIA YANG BERMANFAAT, SEBAGAIMANA AYAT AL-QUR’AN DAN KATO PUSAKO LAMO SEBAGAI BERIKUT :

Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Adz Dzariyaat ayat 56 yang artinya : Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaku. Al-Baqarah ayat 21 dan 22 yang artinya : “Wahai manusia beribadahlah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. Dialah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap. Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui”.

Ibadah pada hakekatnya adalah segala perbuatan baik yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan orang lain termasuk makhluk lain.


Kato pusako Minang :

Hiduik baraka mati bariman

Berbuat didunia untuak akhiraik

Gajah mati maninggalkan gadiang

Harimau mati maninggakan balang

Manusia mati maninggakan jaso


Hiduik balingkuang adaik, mati balingkuang tanah

Hiduik untuak mati, dunia untuak akhiraik.


Hiduik baraka, mati bariman

Hiduik bakarilaan, mati batungkek budi


Gajah mati maninggakan gadiang, harimau mati maninggakan balang

Manusia mati maninggakan jaso.


NILAI-NILAI LUHUR INI TERNYATA TIDAK PERNAH BERUBAH TETAP RELEVAN HINGGA SEKARANG ATAUPUN NANTI, HAL INI TERSIRAT JUGA DARI KATO PUSAKO BERIKUT :


Panakiak pisau sirauik, Ambiak galah batang lintabuang,

Silodang ambiak kaniru


Nan satitiak jadikan lauik, Nan sakapa jadikan gunuang,

Alam takambang jadi guru


Ayat pertama yang turun dalam Al-Qur’an menyuruh kita untuk “membaca” dan belajar dari fenomena alam (alam takambang jadi guru), sebagaimana Al-Qur’an surat ke 96 Al-Alaq ayat pertama diawali dengan kata-kata “Iqra’ bismi Rabbikal ladzii khalaq ………..” yang artinya bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah ………”
. dimana pada saat itu Jibril tidak membawa suatu teks atau bacaan apapun kehadapan Nabi Muhammad yang menggigil ketakutan.


Jelas maknanya sangat luas
…… “bacalah” segala ciptaan Allah ….. kita akan mendapatkan banyak kebijakan Allah sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan ……… Matahari menyinari bumi (tanpa matahari tak ada kehidupan dibumi) …… matahari bermanfaat (ada nilai ibadah) tapi matahari tak pernah minta balasan (ikhlas), demikian juga halnya hujan menyirami bumi hinga subur (tanpa air tak ada kehidupan di bumi) …. tapi hujan pun tak pernah minta balasan (ikhlas) ………Sungai mengalir menyejukkan, memberi kesuburan, dan memberi kehidupan alam sekitar …….. tapi sungai tak pernah minta balasan ……. dia selalu ikhlas dan bersyukur walaupun menerima sampah, kotoran, bangkai dan lain-lain …….. sungai hanya mengalir dan mengalir …… memberi dan memberi dengan ikhlas ……………. Semua itu merupakan fenomena alam yang mengajarkan pada kita untuk selalu ikhlas dan bersyukur serta bermanfaat bagi apa dan siapa saja …….. itulah tujuan hidup manusia yang sebenarnya untuk beribadah …….bermanfaat bagi apa dan siapa saja dengan landasan ikhlas dan selalu bersyukur.


Saat ini banyak penulis buku buku best seller dan diakui masyarakat yang mendasarkan sumber kebenarannya dari fenomena alam, sebagaimana kutipan kato pusako dan ayat Al-Qur’an diatas mereka berguru kepada alam yang terbentang dan kepada hati.

Selanjutnya :


Nan kuriak iyolah kundi, Nan merah iyolah sago

Nan baiak iyolah budi, Nan indah iyolah baso


Budi baik serta santun dalam berbicara dan perilaku tetap menjadi teladan utama yang membuat lancarnya komunikasi dalam masyadakat dan dalam beraktivitas.


Adat bersendikan syarak, Syarak bersendikan kitabullah

Syarak mangata, Adaik mamakai.


Kitabullah merupakan sumber kebenaran yang relevan sepanjang masa.


Biriak biriak tabang kasamak, Dari samak tabang ka halaman

Patah sayok tabang baranti, Tasuo ditanah bato


Dari niniak turun kaMamak, Dari Mamak turun ka kamanakan

Patah tumbuah hilang baganti, Pusako lamo baitu juo.


Kalau anak pai ka lapau, Ikan bali balanak bali, Ikan panjang bali dahulu

Kalau anak pai marantau, Kawan cari dunsanak cari, Induak samang cari dahulu



Pepatah ini tetap berlaku dan relevan sampai sekarang.


Adat Minang sebenarnya merupakan ajaran luhur yang sangat baik dan dapat dijadikan pedoman dan pegangan dalam menjalankan kehidupan yang sesuai disegala zaman karena sifat dasar adat adalah : “Adat berbuhul sentak dan syarak berbuhul mati, artinya mudah dilonggarkan atau dikencangkan dan terbuka untuk menerima perkembangan baru yang sesuai dengan pertimbangan alue dan patuik menurut logika orang Minang, yaitu sesuai dengan bunyi pepatah : ‘usang-usang diperbarui’ dan ‘nan buruak dibuang jo etongan, nan elok dipakai jo mufakat’ Selanjutnya
terdapat empat landasan pokok berpikir orang Minang menurut adat, yaitu :

1. Logika (alue patuik), artinya harus dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya untuk menciptakan keadilan dalam masyarakat dan menghindari sengketa antara anggota masyarakat, sehingga tercipta kehidupan yang rukun, aman dan damai,

2. Tertib hukum (anggo tango), artinya mengerjakan sesuatu harus sesuai dengan aturan pokok dan aturan rumah tangga adat (diatur dalam limbago nan sapuluah) agar tercipta disiplin dan ketertiban pada lingkungan kekerabatan, lingkungan masyarakat dan dalam mengatur negeri.

3. Ijtihad (penelitian) atau raso pareso, artinya membiasakan untuk mempertajam rasa kemanusiaan dan hati nurani yang luhur dalam kehidupan sehari-hari.

4. Dialektika atau musyawarah mufakat (sinthesa)


Disamping itu terdapat Kato Nan Ampek :


1. Kato pusako, yaitu petuah nenek moyang yang disampaikan secara turun temurun untuk menjadi pedoman hidup bagi anak cucu dalam bentuk pepatah petitih seperti

a. Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah

b. Hidup berakal mati beriman

c. Adat hidup tolong menolong, adat mati jenguk menjenguk, adat kaya beri memberi, dan adat miskin saling membantu.

d. Karajo baiak baimbauan, karajo buruak baambuan (amar makruf nahi mungkar)

2. Kato Daulu, yaitu kato daulu kato ditepati artinya setiap ucapan merupan janji atau ikrar yang harus ditepati oleh setiap orang yang mengucapkannya demi kemuliaan dan harga dirinya.

3. Kata buatan, yaitu ikrar yang diterapkan berdasarkan persetujuan semua pihak dalam suatu permusyawaratan yang dilakukan menurut “alue dan patuik” sepanjang adat. Hal ini tergambar dari pepatah adat : Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat dan tuah sepakat orang yang banyak.

4. Kata kemudian, yaitu suatu ikrar yang terpaksa diperbarui karena tidak terlaksananya ikrar terdahulu. Hal ini tergambar dari pepatah : Janji ditepati ikrar dimuliakan dan elang tak sekali hinggap, pikiran tak sekali tumbuh.

Dengan demikian tujuan hidup SEBENARNYA ADALAH untuk menjadi manusia yang bermanfaat (bernilai ibadah) dan keikhlasan yang tinggi merupakan landasan utama untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan.


Ternyata tokoh nasional yang berasal dari minang dahulu seperti Bung Hatta, Syahrir, M. Nasir, Hamka dan lain-lain adalah orang-orang yang tujuan hidupnya adalah ibadah (bermanfaat), selalu ikhlas, dan bersyukur, serta tentu saja pejuang dan pekerja keras, kerja ikhlas, dan kerja cerdas.


Lebih jauh tokoh-tokoh dunia diluar Indonesia yang suksespun ternyata tujuan hidupnya adalah ibadah, dan mereka adalah orang-orang yang ikhlas.


Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa hampir semua karya-karya besar didunia ini dihasilkan karena adanya keikhlasan dari orang-orang yang memulai, merintis, dan melaksanakannya : Kemerdekaan Indonesia diraih karena adanya orang-orang yang ikhlas untuk berjuang, kemerdekaan India dicapai banyak ditentukan oleh keikhlasan seorang Mahatma Gandhi, karya-karya Khalil Gibran yang sangat terkenal dihasilkan karena keikhlasannya bertahan dan menerima takdir punya isteri yang sangat cerewet dan “aneh”, berdirinya perusahaan motor Honda diseluruh dunia karena keikhlasan seorang Soichiro Honda untuk berbuat dan bermanfaat bagi orang lain dan banyak lagi contoh karya-karya besar yang dihasilkan karena adanya keikhlasan.


Tanpa keikhlasan tidak mungkin lahir karya-karya besar, dengan kata lain semua karya besar umumnya dihasilkan karena adanya keikhlasan untuk berbuat.


Yang perlu disadari adalah bahwa segala sesuatu pasti akan berbalas didunia maupun diakhirat, perbuatan baik balasannya adalah baik dan sebaliknya perbuatan tidak baik balasannya tentu saja sesuai dengan perbuatan tersebut DAN INI ADALAH PASTI



ARTI KEIKHLASAN


KEIKHLASAN MEMBUAT KITA SELALU BERSYUKUR

KEIKHLASAN MENGHILANGKAN RASA IRI

KEIKHLASAN MENGHILANGKAN RASA BENCI DAN SAKIT HATI

KEIKHLASAN MEMBUAT KITA BERANI

KEIKHLASAN MEMBUAT HATI KITA BERSIH

KEIKHLASAN MENIMBULKAN CINTA KASIH SESAMA

KEIKHLASAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT FISIK DAN NON FISIK

KEIKHLASAN MENCEGAH DAN MENGOBATI PENYAKIT DARAH TINGGI

KEIKHLASAN DAPAT MENGOBATI BERBAGAI PENYAKIT HATI

KEIKHLASAN MEMBUAT KITA AWET MUDA

KEIKHLASAN MEMBUAT KITA PANJANG UMUR

KEIKHLASAN MENJAUHKAN PENYAKIT

KEIKHLASAN MEMBUAT WAJAH KITA BERSERI DAN BERCAHAYA

KEIKHLASAN MEMBUAT PIKIRAN KITA JERNIH

KEIKHLASAN MEMPERMUDAH PENCAPAIAN HATI YANG FITRAH

KEIKHLASAN MEMBUAT HATI DAN PIKIRAN MENJADI DAMAI

KEIKHLASAN MENINGKATKAN KETERKENDALIAN DIRI

KEIKHLASAN MEMBUAT SETAN TAKUT DAN MELARIKAN DIRI

KEIKHLASAN MEMBUAT KITA RELA BERKORBAN

KEIKHLASAN MEMBUAT KITA LEBIH BIJAKSANA

KEIKHLASAN MEMBUAT HATI DAN PIKIRAN KITA LEBIH CERDAS

KEIKHLASAN MEMBUAT KITA LEBIH MUDAH BERGAUL

KEIKHLASAN MEMBUAT KITA TIDAK MERASA KEKURANGAN

KEIKHLASAN MEMBUAT KITA LEBIH RAJIN BEKERJA DAN BERPIKIR

KEIKHLASAN NEMBUAT ALLAH LEBIH RIDHO

KEIKHLASAN MEMBUAT PEREDARAN DARAH JADI LANCAR

KEIKHLASAN MENINGKATKAN KEPEKAAN

KEIKHLASAN MEMBUAT KITA LEBIH SABAR

KEIKHLASAN MENAHAN ENERGI NEGATIP MASUK KE PIKIRAN

KEIKHLASAN MEMBUAT KITA TIDAK MUDAH TERSINGGUNG

KEIKHLASAN DAPAT MEMPERKUAT AURA

KEIKHLASAN MEMBUAT KITA MUDAH MEMAHAMI ORANG LAIN

ORANG YANG IKHLAS BERJIWA BESAR

ORANG YANG IKHLAS SELALU DIBIMBING ALLAH

ORANG YANG IKHLAS TIDAK PANIK MENGHADAPI COBAAN


Ikhlas tentu saja ada bermacam macam yaitu ikhlas hanya karena ingin berbuat baik, ikhlas karena ingin membuat senang orang lain, ikhlas seperti ibu/bapak kepada anaknya, ikhlas karena mengharapkan ridho Allah semata, ikhlas seperti orang selesai BAB, ikhlas seperti matahari menyinari bumi, atau hujan menyirami bumi, yang jelas dalam keikhlasan terdapat suasana hati yang nyaman dan damai.


Ibadah sholat misalnya ada yang melakukannya hanya karena takut neraka dan keinginan mendapatkan sorga, ada yang melakukannya karena kewajiban dan takut sama Allah semata.


Sebenarnya sholat adalah kebutuhan manusia karena bila kita melakukan sholat dengan lkhlas akan membuat pikiran tenang, hati terasa damai, jiwa ikhlas, sehingga aliran darah lancar, tubuh sehat, dan lain-lain, sehingga sholat dapat mencegah perbuatan yang keji dan mungkar.


Bahkan ada yang sholat hanya karena cinta kepada Allah karena bagi orang seperti ini sholat merupakan saat untuk berkomunikasi dengan “kekasihnya” yaitu Allah.


Ikhlas yang paling tinggi adalah ikhlas seperti Allah yang Maha pemberi, Maha pengasih, dan Maha penyayang kepada makhluknya terutama manusia. Seperti Allah mewajibkan manusia untuk sholat adalah karena Allah tahu bahwa manusia membutuhkannya. Allah sendiri tanpa disembahpun tak akan berkurang kuasanya, manusia butuh sholat, cuma manusia sering kali kurang menyadarinya.


MARI KITA TINGKATKAN KEIKHLASAN, DAN TUJUAN HIDUP UNTUK MENJADI MANUSIA BERMANFAAT, SYUKURILAH APA YANG KITA DAPAT DAN TETAP KONSISTEN BERUSAHA DENGAN SABAR.


Oleh sebab itu agar keberuntungan dan ridho Allah selalu menyertai perjalanan hidup kita tetapkanlah Visi dan Misi hidup kita untuk menjadi manusia yang bernilai, manusia yang bermanfaat …… beribadah …… dengan ikhlas dalam bidang atau profesi apapun, kemudian berusahalah mencapainya dengan konsisten …… sabar ……. dan selalu bersyukur ….. penuh keikhlasan.


CARA MUDAH MENCAPAI KEIKHLASAN


Bagaimana cara mudah mencapai keikhlasan ?


Cara mudah mencapai keikhlasan sebenarnya sangat klasik yaitu meningkatkan iman.

Meningkatkan iman berarti meyakini dengan sebenar benar yakin bahwa Allah Maha Adil, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Tahu, Maha Kaya, Maha Pelindung, Maha Pemelihara, Maha Penyelamat, Maha Menepati janji dan lain-lain sifat Allah dalam Asma’ul Husna.


Cara meningkatkan iman yang baik adalah dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah.


Selanjutnya salah satu cara untuk lebih mendekatkan diri dengan Allah yang cukup efektip adalah dengan tahajud.


Maka lakukanlah sholat malam dengan penuh khusu, berdo’a, membaca Al-Qur’an, dan kemudian berzikir, kita akan lebih dekat dengan Allah.





Minang Kabau : Mambangkik Batang Tarandam


Sejarah mencatat bahwa Ranah Minang atau lebih dikenal dengan Sumatera Barat pernah menjadi sumber atau “gudang” tokoh nasional pada sebelum dan awal kemerdekaan Republik Indonesia, bahkan pada zaman orde baru masih cukup banyak orang Minang yang menjadi pejabat setingkat menteri di Pemerintahan. Hampir disegala bidang profesi orang minang tampil sebagai tokoh nasional. Dibidang sastra kita mengenal Sutan Takdir Alisyahbana, Nur Sutan Iskandar, Marah Rusli dll., bidang usahawan kita mengenal Rahman Tamin, Didong, Hasyim Ning dll., bidang politik kita mengenal Syahrir, M Nasir, Tan Malaka, sampai Bung Hatta sang Proklamator Kemerdekaan dan wakil presiden pertama RI.. Terlebih tokoh agama Islam sangat banyak yang berasal dari Sumatera Barat dan yang paling dikenal luas bahkan sampai kemanca Negara adalah Buya Hamka yang sampai sekarang dikenang dan dihormati sebagai pemuka agama Islam yang tidak pernah luntur namanya. Hampir disegala bidang orang Minang mendominasi kancah pertokohan nasional. Pada waktu itu nama Minang atau Padang sangat “merdu” kedengarannya. Banyak masyarakat suku lain diluar minang bangga menyebutkan kalau mereka berteman dengan orang Minang/Padang, dan banyak orang dengan bangga mengatakan bahwa isteri/suaminya adalah orang Padang, bahkan ada seseorang yang penulis kenal sampai mendekati usia 50 tahun belum beristeri hanya karena belum mendapatkan orang Minang. Dan sebagaimana kita tahu 2 (dua) orang wakil Presiden Republik Indonesia (Alm. H Adam Malik dan Wakil Presiden yang sekarang H Yusuf Kalla) beristerikan orang Minang.


Namun saat ini diera reformasi (tahun 2008) hampir disegala bidang pula tokoh nasional sedikit sekali yang berasal dari Ranah Minang, baik tokoh politik, sastra/budaya, pengusaha nasional, apalagi tokoh agama Islam sangat sedikit yang berasal dari Sumatera Barat. Orang Minang seakan “tenggelam dan tidur”, jarang yang muncul sebagai menteri apalagi calon presiden dan wakil presiden (walaupun ada berita yang melegakan dimana ada seorang putra Minang tepatnya Silungkang yang diangkat jadi menteri di Malaysia).


Ada pertanyaan mendasar yang perlu kita jawab yaitu kenapa orang Minang sekarang tidak banyak yang muncul kepermukaan ? Apakah ada sesuatu yang hilang dari orang Minang ? Mungkin ada yang hilang ! Untuk menjawab ini kita perlu mengenal kembali tokoh Minang dulu yang mampu eksis baik secara nasional maupun Internasional. Pandangan hidup, cara berpikir, atau ideologi apa yang mereka gunakan sehingga bisa sukses atau eksis secara nasional atau Internasional ?


Tokoh-tokoh Minang terdahulu seperti Hamka, Hatta, Syahrir dan lain-lain umumnya adalah mereka yang lahir dan dibesarkan serta memperoleh pendidikan awal di Ranah Minang. Sehingga jelas pandangan hidup, sikap mental, cara berpikir, dan perilakunya didasarkan atau paling tidak dipengaruhi oleh adat, budaya, serta kebiasaan di Minang Kabau. Dengan demikian jelas cara berpikir yang mereka gunakan dalam beraktivitas dimanapun mereka berada didasarkan filosofi, adat, dan budaya Minang Kabau. Sehingga kalau ingin mengetahui pandangan hidup, cara berpikir dan sikap mental yang merupakan “Key Sucses” mereka mari kita gali kembali adat, budaya, dan kebiasaan serta ajaran leluhur (walau sedikit dan sepintas) dari orang Minang yang dulu sangat kental mempengaruhi cara dan dasar berpikir orang Minang. Budaya dan kebiasaan orang Minang dikenal dengan adat bersendikan syarak dan syarak bersendikan kitabullah yang tak lekang dipanas dan tak lapuk dek hujan berisi petuah luhur dan ajaran yang sangat berharga dan kental dengan nuansa Islami serta sangat berguna sebagai pedoman hidup untuk sukses (bahagia) dunia dan akhirat.


Namun sayangnya banyak diantara kita orang Minang telah melupakan adat dan budaya luhur tersebut dan tidak lagi menjadikannya sebagai pedoman hidup sehari-hari dan biasanya hanya dijadikan senagai syarat pada acara-acara seremonial. Padahal adat dan budaya tersebut berisi petuah dan ajaran luhur yang didominasi ajaran Islam yang selalu up to date dan sesuai sepanjang zaman. Karena disamping memang selalu relevan ternyata saat ini banyak tokoh pemikir dan penulis buku best seller yang begitu dikenal masyarakat yang inti atau benang merah ajaran mereka sesuai dengan ajaran adat budaya Minang Kabau. Sebut saja misalnya Mario Teguh dan Gede Prama bahkan Billi PS Lim dimana dua nama terakhir notabene bukanlah orang Islam yang selalu menganjurkan untuk menjalankan hidup secara mengalir, sabar, ikhlas, dan selalu bersyukur serta berusaha untuk selalu menjadi manusia yang bernilai atau bermanfaat (ibadah) bagi orang lain. Sama halnya dengan para tokoh yang berasal dari Minang mereka adalah orang orang yang ikhlas dan selalu berusaha untuk menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat bagi orang lain (bernilai ibadah). Tujuan hidup untuk menjadi manusia yang bernilai dan bermanfaat jelas terlihat dari ajaran adat budaya Minang sebagaimana tercermin dari kato pusako Minang sebagai sbb :


Hiduik baraka mati bariman

Berbuat didunia untuak akhiraik

Gajah mati maninggalkan gadiang

Harimau mati maninggakan balang

Manusia mati maninggakan jaso


Kato pusako lamo ini dengan jelas menganjurkan bahwa tujuan hidup adalah untuk menjadi manusia berguna dan bermanfaat (ibadah) secara ikhlas untuk kemenangan diakhirat kelak. Ternyata dari berbagai pengalaman terbukti bahwa jika kita selalu berbuat baik, mengejar akhirat dan berusaha selalu menjadi manusia yang bermanfaat bukan hanya akhirat tapi apa yang diinginkan diduniapun dapat diperoleh. Dengan kata lain bila kita mengejar akhirat dan terus berusaha dan beraktivitas dengan baik maka bukan hanya akhirat duniapun dapat diperoleh. Dengan demikian tujuan hidup manusia sesuai tuntunan agama dan adat adalah untuk menjadi manusia bermanfaat yaitu ibadah. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Adz Dzariyaat ayat 56 yang artinya : Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaku. Selain itu terdapat surat Al-Baqarah ayat 21 dan 22 yang artinya : “Wahai manusia beribadahlah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. Dialah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap. Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui”. Disamping itu Hadis HR Muslim “ ………kini beritahu aku tentang Ihsan”. Rasullullah berkata. “ Beribadahlah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda”.


Beribadahlah dan jadilah manusia yang bermanfaat sesuai bidang profesi masing-masing. Lakukanlah pekerjaan atau profesi kita dengan ikhlas, artinya dahulukan mutu atau kualitas kerja, jangan dahulukan uang, bila perlu jangan pikirkan uang karena uang Allah yang menentukan, dan Insya Allah uang (rezeki) pasti akan terus mengalir karena Allah sangat paham kebutuhan kita dan apa yang terbaik bagi kita, ikhlaslah berapapun yang diberi Allah. Hasil perhitungan manusia bisa salah tapi perhitungan Allah tidak akan pernah meleset, apa yang merupakan hak kita pasti akan kita dapat dan sebaliknya yang bukan milik kita pasti tidak akan kita peroleh. Yakinlah Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Adil …… itu pasti. Buya Hamka, Bung Hatta, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa dan banyak lagi tokoh-tokoh nasional dan tokoh dunia lainnya sukses dibidangnya masing-masing tapi apakah mereka kaya ? Mereka sukses sesuai tujuan hidupnya masing-masing. Hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengusaha tingkat dunia yang sukses seperti Soichiro Honda (penemu Honda motor), Bill Gate, dan lain-lain ternyata mereka adalah manusia-manusia ikhlas yang tujuan hidupnya adalah untuk menjadi manusia bermanfaat bagi orang lain (ibadah). Mereka adalah orang-orang yang mendahulukan kualitas dan kemanfaatan bagi orang lain sedangkan hasilnya …… Allah akan memberikan sesuai dengan “keinginan dan hal-hal yang terbaik” buat kita. Konon kabarnya Bill Gate dan George Soros adalah termasuk mereka yang banyak memberi santunan kepada pihak yang memerlukan bantuan terutama di negara-negara Afrika, dimana mereka memberi “zakat” atau santunan trilyunan rupiah setiap tahun kepada mereka yang membutuhkan, dan sama sekali tidak berkaitan atau tidak berhubungan dengan bisnis mereka.


Oleh banyak tokoh nasional yang berasal dari Minang dahulu tujuan hidup untuk beribadah tadi diejawantahkan dalam bentuk cita-cita dan ideology seperti kemerdekaan, berdakwah, berbuat baik dalam berbagai bidang profesi, menjadi pengusaha yang jujur, amanah dan berusaha maksimal untuk mencapainya dengan penuh ikhlas, sabar, dan selalu bersyukur. Dengan demikian sebenarnya bagaimana seharusnya mensikapi hidup dan kehidupan yang baik telah dicontohkan oleh tokoh-tokoh terdahulu dengan begitu baik dan jelas, sayangnya kita kurang menyadarinya dan kurang peduli kepada mereka bahkan mungkin cenderung melupakannya. Karena (selain Bung Hatta) tokoh-tokoh seperti Syahrir, Buya Hamka dan lain-lain kurang populer di Sumatera Barat. Padahal bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawannya. Masyarakat kita cenderung melupakan dan umumnya kurang menghormati dan mencontoh para tokoh terdahulu. Sehingga bukan tidak mungkin banyak diantara kita telah salah arah dalam mensikapi hidup dan kehidupan dengan terlalu berorientasi kepada harta terutama uang. Karena uang sebenarnya hanyalah alat dan banyak sedikitnya jumlah yang diperoleh ditentukan oleh Allah (jodoh, rezeki, dan maut Allah lah yang menentukan) kewajiban manusia hanyalah berusaha secara maksimal. Kita telah melupakan dan tidak memperdulikan adat dan budaya kita yang luhur yang sebenarnya dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat atau bernilai ibadah sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an. Lain halnya dengan orang China yang sampai sekarang dimanapun mereka berada tetap berpegang teguh pada ajaran leluhurnya dan terbukti saat ini bangsa China merupakan negeri dan bangsa yang paling pesat kemajuannya didunia.


Dalam proses pencapaian cita-cita dan ideologi tersebut agama, adat dan budaya mengajarkan suatu sikap ikhlas dan sabar …….. dalam hal ini adat budaya Minang menyuruh kita belajar dari alam sebagaimana kato pusako, “Alam takambang jadi guru” yang memperlihatkan begitu arifnya orang Minang jaman dulu, karena prinsip alam takambang jadi guru ini telah di praktekkan oleh banyak orang sukses saat ini. Disamping itu ayat pertama yang turun dalam Al-Qur’an menyuruh kita untuk “membaca” dan belajar dari fenomena alam, sebagaimana Al-Qur’an surat ke 96 Al-Alaq ayat pertama diawali dengan kata-kata “Iqra’ bismi Rabbikal ladzii khalaq ………..” yang artinya bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah ………”. dimana pada saat itu Jibril tidak membawa suatu teks atau bacaan apapun kehadapan Nabi Muhammad yang menggigil ketakutan. Jelas maknanya sangat luas …… bacalah segala ciptaan Allah ….. kita akan mendapatkan banyak kebijakan Allah sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan ……… Matahari menyinari bumi dan tanpa matahari tak ada kehidupan …… matahari bermanfaat (ada nilai ibadah) tapi matahari tak pernah minta balasan (ikhlas), demikian juga halnya hujan menyirami bumi hinga subur, dan tanpa air tak ada kehidupan di bumi …. tapi hujan pun tak pernah minta balasan (ikhlas) ………Sungai mengalir menyejukkan, memberi kesuburan, dan memberi kehidupan alam sekitar …….. tapi sungai tak pernah minta balasan ……. dia selalu ikhlas dan bersyukur walaupun menerima sampah, kotoran, bangkai dan lain-lain …….. sungai hanya mengalir dan mengalir …… memberi dan memberi dengan ikhlas ……………. Semua itu merupakan fenomena alam yang mengajarkan pada kita untuk selalu ikhlas dan bersyukur serta menjadi manusia yang bermanfaat bagi apa dan siapa saja …….. itulah tujuan hidup manusia yang sebenarnya untuk beribadah …….bermanfaat bagi apa dan siapa saja dengan landasan ikhlas dan selalu bersyukur.


Sifat-sifat seperti inilah yang terasa kental ada pada tokoh-tokoh kita seperti Bung Hatta, Buya Hamka, ataupun Syahrir. Mereka tak pernah berpikir untuk tujuan uang dan menjadi kaya dalam aktivitasnya …….. Bung Hatta pernah menerima tawaran untuk hidup senang asalkan meninggalkan perjuangannya ……… tapi beliau lebih memilih penjara dan dibuang ke Digul dan lain-lain penderitaan untuk suatu idealisme/ibadah yaitu Indonesia Merdeka. Hamka berjuang, berdakwah menegakkan Amar Makruh Nahi Mungkar tanpa berpikir mengenai uang dan menjadi kaya. Karena memang masalah uang, rezeki, ataupun kekayaan adalah urusan Allah (uang/rezeki, jodoh, dan maut adalah urusan Allah) …………. Uang hanyalah alat bukan tujuan …….. uang/rezeki merupakan akibat atau konsekwensi dari perbuatan/usaha, pikiran, sikap, dan kebutuhan manusia yang insya Allah pasti akan mengalir dan datang terus asalkan kita selalu berusaha dan beraktivitas ………. Hanya banyak sedikitnya uang yang diperoleh ditetapkan oleh Allah ………. Allah sangat paham dengan kebutuhan manusia ………. Allah sangat tahu apa yang baik buat kita ……… bila kita belum siap untuk memiliki sesuatu Allah belum akan memberikannya ……….. karena akan membuat kita ria dan berdosa ……… Allah tidak ingin kita berdosa ………. Allah sebenarnya tidak menginginkan kita masuk neraka ………. Allah pengasih dan penyayang pada kita ……. Allah sangat paham apa kebutuhan dan apa yang terbaik buat kita …… tapi kebanyakan manusia selalu memaksa …… padahal mereka belum siap dan belum butuh …… tapi menusia terus memaksa …… tidak yakin bahwa Allah akan mencukupi …… Kurang iman …… Sehingga menghalalkan segala cara dan melakukan tindakan tak terpuji …….. tak ada lagi keikhlasan ……. tidak bersyukur ……… tak ada lagi tujuan ibadah …. yaitu menjadi manusia bermanfaat …….. menyimpang dari ketentuan Allah ……. Jangan salahkan Allah bila Dia murka. Ada firman Allah yang menyuruh kita untuk selalu bersyukur yaitu “……. bersyukurlah engkau (akan rezki yang didapat) maka akan Aku tambah, tapi bila engkau kufur maka siksaKu amatlah pedih”.


Dengan demikian jelas bahwa kekuatan dan kunci sukses para tokoh Minang terdahulu adalah KEIKHLASAN dan selalu berusaha atau bertujuan untuk menjadi manusia yang BERMANFAAT (IBADAH). Inilah sebenarnya merupakan “harta” terpendam yang dewasa ini telah sedikit “terlupakan” oleh sementara urang awak ……. Keikhlasan untuk menjadi manusia yang bermanfaat …… berguna dan bernilai ibadah ………. Berbuat didunia untuk akhirat dengan meninggalkan jaso …… seperti harimau mati meninggalkan balang, dan gajah mati meninggalkan gadiang dengan ikhlas ……. dan tentu saja semua dilakukan diatas kebenaran, yaitu kebenaran menurut ajaran agama Islam sebagaimana kato pusako Minang sebagai berikut :

KEBENARAN

Nan disabuik bana adolah :

Partamo jujur

Kaduo luruih

Katigo malatakkan sesuatu ditampeknyo

Kaampek lawan bana duto

Asa bana datangnyo dari ampek macam:

Partamo dari dalie Tuhan

Kaduo dari hadis Rasul

Katigo dari kato pusako

Kaampek dari kato mupakaik

Timbue bana dari ampek caro:

Partamo dari pikie palito hati

Kaduo nanang hulu bicaro

Katigo haniang saribu aka

Kaampek dek saba bana nan datang.

Nan manjauahkan bana ado ampek macam :

Partamo karano takuik jo malu

Kaduo karano kasiah jo sayang

Katigo dek balabo karano rugi

Kaampek karano dek dipuji jo disanjuang.

Hilang bana dikaranokan ampek macam :

Partamo karano banyak bicaro

Kaduo karano kurenah bicaro

Katigo karano muluik manih atau tipu dayo

Kaampek karano bicaro indak hati-hati.

Ukue jangko kabanaran:

Nak luruih rantangkan tali

Nak tinggi tingkekkan budi

Nak haluih babaso basi

Nak elok lapangan hati

Nak mulie tapek i janji

Nak taguah paham dikunci

Nak labo bueklah rugi

Nak kayo kuaik mancari

Nan bana indak barubah

Bakato tatap di nan bana

Nan bana usah dilangkahi

Walau tacacah padang dilihie

Nan bana indak kadiasak

Indak baruntuang babana surang

Mulie diharok hino nan tibo

Babuek baiak pado-padoi

Babuek jehek sakali jangan

Aka ado ampek baginyo:

Partamo sariaik namonyo

Kaduo tariakaik namonyo

Katigo hakikaik namonyo

Kaampek makripaik namonyo

Mauji aka ado tigo caronyo :

Partamo jo dalie nan datang dari Tuhan

Kaduo jo hadis nabi atau Rasul

Katigo mambandiangkan jo laku alam

Hiduik balingkuang adaik

Mati balingkuang tanah

Hiduik untuak mati

Dunie untuak akiraik

Gajah mati maninggakan gadiang

Harimau mati maninggakan balang

Manusia mati maninggakan jaso.



PENYEBAB LUNTURNYA KEIKHLASAN


Satu hal yang sering “terlupakan” oleh sebagian masyarakat kita dalam beraktivitas adalah KEIKHLASAN, yaitu suatu perbuatan yang bertujuan dan mengutamakan kemanfaatan bersama (Ibadah) dan didasarkan keimanan untuk mencari ridho Allah dan hanya karena Allah. Ikhlas sebuah kata sederhana dan dipahami banyak orang dari dulu hingga saat ini, namun “relative” sulit dilaksanakan. Dikatakan relative sulit karena setiap manusia sebenarnya memiliki hati nurani dan jiwa yang ikhlas namun dalam pelaksanaannya tidaklah mudah dengan kata lain kurang ikhlas karena selalu mengedepankan hitung-hitungan uang. Hal ini disebabkan beberapa factor yaitu : Pertama hati nurani manusia sering tertutup atau terbungkus oleh pengaruh negatip akibat kecintaan yang berlebihan terhadap dunia. Tentu saja sebagai manusia yang hidup didunia kita harus mencintai dunia karena salah satu tugas manusia adalah untuk “menggali” dan memperbaiki serta memelihara bumi dari kerusakan, namun yang salah adalah mencintai dunia secara berlebihan sehingga melupakan hari akhirat yang abadi dan lebih penting. Cinta berlebihan terhadap dunia bukan saja membuat kita lupa pada hari akhirat tetapi juga akan merusak tatanan kehidupan dan konflik kepentingan (persaingan) diantara sesama manusia yang bisa mengakibatkan rusaknya silahturahmi bahkan dapat menimbulkan permusuhan dan peperangan. Faktor kedua yang membuat seseorang kehilangan rasa ikhlas dan tujuan menjadi manusia bermanfaat (bernilai) adalah memisahkan peran dunia dan akhirat. Banyak pendapat terutama faham sekuler yang memisahkan peran dunia dan akhirat, padahal sebenarnya dunia dan akhirat adalah saling berhubungan karena untuk mencapai akhirat adalah dengan berbuat baik atau beribadah didunia. Bila kita mengejar akhirat maka dunia sekaligus akan didapat. Dunia adalah perantara untuk mencapai akhirat. Dengan demikian sebenarnya peran didunia dan akhirat tak dapat dipisahkan, keduanya sangat berhubungan dan bahkan terdapat hubungan sebab akibat. Disebabkan perilaku yang kurang baik didunia maka seseorang bisa masuk neraka, dan disebabkan perbuatan baik, bernilai ibadah, serta ikhlas seseorang memperoleh kemenangan di akhirat. Namun sering orang memisahkan peran dunia dan akhirat dengan menganggap dunia adalah dunia dan akhirat adalah akhirat, sehingga mengakibatkan maraknya korupsi dan anehnya hasil korupsi digunakan untuk beribadah (naik haji, memberi zakat, amal jariah dll.) sehingga mereka menganggap impas. Faktor ketiga adalah menjadikan kekayaan atau harta sebagai tolok ukur kehormatan dan tanda kasih sayang Allah kepada manusia. Memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat dimana orang kaya dan banyak uang selalu dihormati dan dipuja-puja sementara yang miskin terpinggirkan, bahkan banyak orang berpendapat bahwa orang kaya adalah orang yang disayang dan dikasihi Allah, sementara yang miskin adalah orang yang dilaknat Allah. Hal ini membuat banyak orang mengejar uang dan kekayaan demi kehormatan tadi, dan seringkali mengejar uang dimaksud dengan menghalalkan segala cara. Faktor keempat adalah cepat terpengaruh dan kurang yakin dengan milik kita membuat kita melupakan budaya kita sendiri yang sebenarnya sangat baik bagi kita dan generasi sesudah kita. Berapa banyak orang yang cara berpikir dan kebiasaannya meniru cara-cara barat dan melupakan budaya kita yang sebenarnya lebih cocok bagi kita. Sebaiknya kita selalu mewaspadai ke empat factor penyebab hilangnya rasa ikhlas tersebut, sehingga kita benar-benar menjadi manusia yang ikhlas, bermanfaat (ibadah) dan selalu bersyukur dan sabar. Karena hidup memang penuh dengan ujian bahkan sebenarnya nikmat yang diberikan Allahpun bisa jadi merupakan suatu cobaan dan ujian juga.



DAHSYATNYA KEIKHLASAN


Banyak contoh yang memperlihatkan dahsyatnya kekuatan dari suatu keikhlasan, dimana tidak sedikit karya besar yang muncul karena perbuatan-perbuatan yang ikhlas. Kemerdekaan Indonesia mampu direbut adalah karena adanya perbuatan-perbuatan yang ikhlas dari para pejuang kemerdekaan. Buya Hamka disegani dan dihormati dan dikenang sampai sekarang adalah karena keikhlasan beliau berjuang menegakkan amar makruh nahi mungkar. Kemerdekaan India dapat diraih sangat dipengaruhi oleh keikhlasan seorang Mahatma Gandhi untuk berbuat. Ibu Theresa mampu meninggalkan segala kemewahan untuk bergabung dengan komunitas miskin di Afrika adalah karena keikhlasannya untuk membantu mereka yang membutuhkan pertolongan dan keinginan untuk menjadi manusia yang bermanfaat, dan sampai sekarang nama mereka dikenang dan dihormati banyak orang. Banyak sekali contoh dari tokoh-tokoh terdahulu yang memperlihatkan dahsyat dan ajaibnya suatu keikhlasan yang dapat menghasilkan peristiwa perustiwa yang menakjubkan dan diluar akal sehat.


Asa suatu cerita mengenai keikhlasan yaitu bahwa pernah ada wawancara seorang wartawan dengan para karyawan sebuah pabrik mobil tentang kualitas kerja para karyawan. Hasil wawancara memperlihatkan bahwa pada umumnya hampir semua pekerja melakukan pekerjaan pada kualitas standar sesuai dengan standar medium yang dituntut perusahaan. Mereka umumnya tidak bersedia bekerja pada kualitas terbaik karena menurutnya tak ada keuntungan atau percuma bagi mereka, karena tidak akan menaikkan upah dan tak akan ada kesempatan menduduki jabatan unsur pimpinan karena para manager umumnya adalah pihak keluarga pemilik perusahaan. Namun ada seorang karyawan yang bekerja sangat sempurna jauh melebihi standar medium yang ditetapkan perusahaan. Ketika ditanya kenapa bekerja begitu sempurna melebihi tuntutan standar mutu padahal tak ada tambahan upah dan tak ada kesempatan naik karir, karyawan ini menjelaskan bahwa ia bekerja pada kualitas terbaik bukanlah karena gaji ataupun jabatan, tapi dia bekerja sempurna adalah agar konsumen puas dan hal itu sesuai dengan petunjuk ajaran agama agar selalu berusaha bekerja sebaik mungkin. Sepuluh tahun kemudian sang wartawan kembali lagi kepabrik ini untuk melakukan wawancara. Hampir semua pekerja masih tetap bekerja seperti biasa, tapi pekerja yang bekerja sangat sempurna tadi tak ada lagi ditempatnya, setelah ditanya ternyata karyawan ini telah lama keluar dan sekarang punya pabrik sendiri tidak jauh dari tempat itu. Cerita ini yang merupakan kejadian sebenarnya memperlihatkan bagaimana keberuntungan berpihak kepada seseorang yang bekerja penuh ikhlas mencapai kualitas terbaik.


Ada cerita lain atau kisah menarik lainnya yaitu : Disuatu negeri Antah berantah ada seorang santri yang sangat prihatin dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya yang dinilainya penuh kemusrikan. Tidak jauh dari tempat tinggal santri ini ada sebuah pohon beringin yang akar, cabang/ranting dan daunnya penuh dengan sesajen orang-orang yang minta berkah kepada “penunggu pohon” beringin ini. Setiap hari terutama sore banyak orang datang membawa sesajen untuk minta berkah kepada pohon tersebut tanpa ada yang melarang dan memberi petunjuk karena memang tidak bisa dilarang lagi. Akhirnya kesabaran si santri ini habis dan suatu pagi sang santri menghampiri pohon ini dengan sebilah parang untuk menebangnya. Dengan tekad bulat atas nama Allah dan hanya karena Allah mulailah dia menebang pohon tersebut. Beberapa kali tebas pohon itupun mulai “luka” dan terkelupas dan tidak lama lagi tentu akan tumbang. Tiba-tiba dari dalam pohon tersebut muncullah sesosok makhluk “penunggu pohon” mirip manusia yang memohon agar pohon tersebut jangan ditebang. Terjadilah dialog antara penunggu pohon dengan santri tadi yang masing-masing mempertahankan pendapatnya. Sisantri bersikeras akan menebang pohon karena sumber kemusrikan sedangkan makhluk penunggu pohon bertahan agar pohon jangan ditebang. Akhirnya mereka berkelahi dan dalam waktu singkat sisantri menang dan penunggu pohon takluk dan menyerah, tapi dia tetap memohon dan merayu agar pohon tersebut tidak ditebang. Selanjutnya dicapai kata sepakat yaitu sisantri bersedia membatalkan niatnya untuk menebang pohon dan sebagai imbalannya simakhluk penunggu pohon bersedia menyediakan uang setiap hari bagi sisantri untuk disumbangkan kepada yatim piatu setempat. Sejak saat itu memang setiap hari makhluk itu menyediakan uang untuk dibagikan kepada yatim piatu. Namun hanya berlangsung beberapa hari simakhlukpun ingkar janji tidak mau lagi menyediakan uang. Kali ini kemarahan sisantri tak dapat dibendung lagi dan dengan segera ia mengayunkan parangnya untuk menebang pohon itu tapi ternyata pohon tersebut tak dapat ditebang dan tidak mempan, namun sang santri tidak putus asa terus berusaha menebang. Tapi pohon tersebut sama sekali tidak bergeming tak dapat ditebang dan akhirnya sisantri kelelahan. Pada saat itu muncul makhluk penunggu pohon mengejek sisantri seraya berkata bahwa “pohon ini sekarang tak akan mampu kamu tebang. Dulu kamu mampu menebangnya karena kamu ikhlas semata-mata hanya karena Allah, tapi sekarang kamu tak akan mampu karena tak ada lagi keikhlasan, kamu menebang pohon ini sekarang hanya karena uang beberapa ratus ribu yang aku sediakan setiap hari”. Cerita ini walaupun mungkin fiktif namun jelas merekfleksikan bagaimana dahsyatnya kekuatan suatu keikhlasan yang benar-benar ikhlas karena Allah tanpa embel-embel apapun.


Seorang ibu sembuh dari penyakit berbahaya karena telah dirawat dan diobati oleh seorang dokter muda dengan sangat telaten, dan dibebaskan dari kewajiban membayar rekening rumah sakit yang memang tak akan sanggup dia bayar, hanya karena keikhlasannya memberi segelas besar susu segar (10 tahun yang lalu) kepada seorang mahasiswa miskin (calon dokter) sewaktu KKN disuatu kota kecil demi melihat simahasiswa miskin ini sedang kelaparan


Masih sangat banyak contoh-contoh yang menggambarkan dahsyatnya kekuatan keikhlasan, misalnya keikhlasan seorang banker yaitu Henry Dunant untuk membantu korban perang, dan sampai sekarang dikenal sebagai bapak Palang Merah Internasional. Keikhlasan seorang pelacur (hadis) memberi air kepada seekor anjing padahal dia sendiri sedang haus dan Allah menjamin sorga baginya. Keikhlasan Ki Hadjar Dewantara untuk melepaskan keningratannya dan bergabung dengan rakyat kecil untuk mendirikan lembaga pendidikan yang sekarang dikenal dengan Taman Siswa yang telah begitu berkembang di Indonesia.


MARI KITA TINGKATKAN KEIKHLASAN,

DAN TUJUAN HIDUP UNTUKMENJADI MANUSIA BERMANFAAT,

SYUKURILAH APA YANG KITA DAPAT DAN TETAP KONSISTEN

BERUSAHA DENGAN SABAR.


Adat Minang sebenarnya merupakan ajaran luhur yang sangat baik dan dapat dijadikan pedoman dan pegangan dalam menjalankan kehidupan yang sesuai disegala zaman karena sifat dasar adat adalah : “Adat berbuhul sentak dan syarak berbuhul mati, artinya mudah dilonggarkan atau dikencangkan dan terbuka untuk menerima perkembangan baru yang sesuai dengan pertimbangan alue dan patuik menurut logika orang Minang, yaitu sesuai dengan bunyi pepatah : ‘usang-usang diperbarui’ dan ‘nan buruak dibuang jo etongan, nan elok dipakai jo mufakat’ Selanjutnya terdapat empat landasan pokok berpikir orang Minang menurut adat, yaitu :


  1. Logika (alue patuik), artinya harus dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya untuk menciptakan keadilan dalam masyarakat dan menghindari sengketa antara anggota masyarakat, sehingga tercipta kehidupan yang rukun, aman dan damai,
  2. Tertib hukum (anggo tango), artinya mengerjakan sesuatu harus sesuai dengan aturan pokok dan aturan rumah tangga adat (diatur dalam limbago nan sapuluah) agar tercipta disiplin dan ketertiban pada lingkungan kekerabatan, lingkungan masyarakat dan dalam mengatur negeri.
  3. Ijtihad (penelitian) atau raso pareso, artinya membiasakan untuk mempertajam rasa kemanusiaan dan hati nurani yang luhur dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Dialektika atau musyawarah mufakat (sinthesa)

Disamping itu terdapat Kato Nan Ampek :

  1. Kato pusako, yaitu petuah nenek moyang yang disampaikan secara turun temurun untuk menjadi pedoman hidup bagi anak cucu dalam bentuk pepatah petitih seperti
    1. Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah
    2. Hidup berakal mati beriman
    3. Adat hidup tolong menolong, adat mati jenguk menjenguk, adat kaya beri memberi, dan adat miskin saling membantu.
    4. Karajo baiak baimbauan, karajo buruak baambuan (amar makruf nahi mungkar)

  1. Kato Daulu, yaitu kato daulu kato ditepati artinya setiap ucapan merupan janji atau ikrar yang harus ditepati oleh setiap orang yang mengucapkannya demi kemuliaan dan harga dirinya.

  1. Kata buatan, yaitu ikrar yang diterapkan berdasarkan persetujuan semua pihak dalam suatu permusyawaratan yang dilakukan menurut “alue dan patuik” sepanjang adat. Hal ini tergambar dari pepatah adat : Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat dan tuah sepakat orang yang banyak.

  1. Kata kemudian, yaitu suatu ikrar yang terpaksa diperbarui karena tidak terlaksananya ikrar terdahulu. Hal ini tergambar dari pepatah : Janji ditepati ikrar dimuliakan dan elang tak sekali hinggap, pikiran tak sekali tumbuh.